Laman

Kamis, 22 September 2011

“ PERSOALAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH” Disampaikan pada Simposium Guru “Pengembangan Profesional dan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SLTP” 11-15 Nopember 2002 DI Hotel sahid Yogyakarta Oleh : M a r s i g i t Dosen pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Reviewed by Cony Devilita (conydevilita.blogspot.com)

most of the mathematics teacher is still implement traditional mathematics learning, ie learning by relying on mathematical methods to explain, give examples, ask questions and give assignments. With this method then the math teachers have difficulty in serving the diverse needs of students in learning mathematics, encourage underachieving students to improve academic achievement, encouraging students to actively learn, use and develop learning tools and, pushing students learn to work together. 
Teachers can make efforts to increase the quality of learning mathematics through the development of ways / methods to meet the various needs / demands of academic students (choose one or several methods are dynamic and flexible in learning: (1) Method Eskposisi, (2) Method of Discussion, ( 3) Method of Exercise and Granting Duty, (4) Method of discovery, (5) Method of Problem Solving), encourages students to learn actively (discussion groups), encouraging students to learn to work together (study group), and tried to start developing a learning tool use 
modern technology. 
In developing methods of learning, teachers are advised: 
• planning a mathematics learning environment 
• plan mathematical activities 
• develop the role of teacher 
• set the time to whom and when doing math with / not with students 
• observe student activities 
• evaluate yourself 
• assess understanding, processes, skills, facts and results 
• assess the results and monitor student progress 
In addition to teachers, a school principal should also create a conducive atmosphere so that teachers can develop their creativity in developing models of learning, involving parents / students to participate in the development of learning programs, establish cooperation with other educational institutions in order to obtain insight into the need for educational innovation mathematics, developing the evaluation process-oriented learning, seek completeness of equipment and educational facilities. From the government, suggested giving an opportunity for schools to develop learning programs in accordance with the characteristics of the school and surrounding community, to restructure the education system so that the educational system developed is able to absorb the aspiration / local conditions, review the national curriculum to be replaced with the local curriculum, reviewing re-evaluation of the final exam. For the college educational institutions are advised to develop itself as an innovative function in the field of education (mathematics), pioneered the field of education reform, to advise the government on reform of curriculum and educational system, to develop educational programs based on research results and theoretical studies, to establish cooperation with schools in conducting educational innovation 

ENGLISH FOR VOCATIONAL EDUCATION Presenting at the Workshop of Teachers Professional Development SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN Saturday 17 May and Friday 23 May 2008 By Dr. Marsigit

Reviewed by : Cony devilita

Di Indonesia, SMK (Sekolah Menengah Kejuruan ) merupakan pendidikan kejuruan atau pendidikan karir dan teknis, yaitu pendidikan yang bertujuan mengembangkan keahlian secara langsung dalam kelompok teknik tertentu. Pendidikan tersebut dilaksanakan dalam rangka membekali siswa dengan suatu ketrampilan tertentu, menghasilkan output yang lebih siap kerja. Pemerintah Indonesia berusaha untuk semakin mendorong kemajuan SMK-SMK yang ada, termasuk membangun SMK bertaraf internasional.
Dalam rangka untuk melakukan standar internasional, semacam SBI perlu didukung oleh 
staf pengajar  yang berkualitas dan profesional, fasilitas dan manajemen yang baik. 
Sekolah serta staf akademik juga harus dapat melakukan relevansi program, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas untuk mempertahankan program. Untuk itu, diwajibkan untuk guru SMK  dapat mengkomunikasikan pengetahuan kejuruan, keterampilan dan pengalaman dalam bahasa Inggris. 
Faktor kunci keberhasilan proses pembelajaran adalah komunikasi.  Dalam hal proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk menyelesaikan tugas mengajar, untuk memperkenalkan dan belajar teknologi, untuk mendorong siswa mengkomunikasikan hasil-hasil belajar mereka, untuk mencapai tujuan pembelajaran,dan untuk mengembangkan sumber belajar mengajar. Berikut ini adalah rekomendasi yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar ketika bahasa inggris digunakan sebagai bahasa dasar pembelajaran :
1. Mengembangkan Kurikulum dalam bahasa Inggris
2. Mengembangkan silabus dalam bahasa Inggris
3. Mengembangkan Konten Pengajaran dalam bahasa Inggris
4. Mengembangkan Rencana Pembelajaran dalam bahasa Inggris
5. Mengembangkan LKS dalam bahasa Inggris
6. Mengembangkan sistem Evaluasi atau penilaian dalam bahasa Inggris
7. Mengajar dalam bahasa Inggris
8. Berbagai interaksi dalam bahasa Inggris
9. Berbagai metode mengajar dalam bahasa Inggris
10. Berbagai media pengajaran dalam bahasa Inggris
11. Diskusi kelompok dalam bahasa Inggris
12. Memfasilitasi belajar siswa dalam bahasa Inggris
13. Mempresentasikan hasil diskusi dalam bahasa Inggris
Dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar berbahasa Inggris, guru perlu memberikan kesempatan bagi para rekan-rekan (guru dan siswa) untuk berinteraksi,  melibatkan siswa secara aktif, melibatkan para siswa dalam tugas-tugas dunia nyata, menciptakan jaringan siswa dan guru, membantu bahasa siswa dan guru, mengembangkan  TIKmengkolaborasikannya, pengembangan keterampilan, interaksi dialogis siswa yang berpartisipasi, dan mengkompilasi sebuah buku pegangan. 

The Effort to Increase the Student’s Motivation in Mathematics Learning with Some Teaching Aids in Junior High School 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia By : Marsigit & Ida Supadmi

Salah satu upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama adalah dengan membuat prose belajar mengajar matematika menjadi menyenangkan, menarik contoh dari kebutuhan sehari-hari. Memaksimalkan (optimalisasi) penggunaan beberapa alat bantu pengajaran dan alat peraga diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Untuk para guru SMP disarankan 
dalam  proses belajar mengajar mereka harus menggunakan metode bervariasi untuk memotivasi siswa dan untuk menghindari siswa bosan dan menggunakan alat peraga mengajar secara optimal untuk memfasilitasi siswa belajar konsep, ide, definisi atau prosedur matematika tertentu.
Keberhasilan proses belajar mengajar di Matematika tidak jauh dari peran guru sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Sampai sekarang, kita masih mendengar banyak siswa yang mengeluh bahwa matematika dipandang sebagai subjek menakutkan, tidak menarik, dan sulit untuk dilakukan, juga tidak terkait banyak kebutuhan sehari-hari. Hal ini dibuktikan oleh skor dari Ujian Nasional yang masih lebih rendah dari yang diharapkan, meskipun ada yang matematikanya ditunjukkan dengan prestasi yang baik. 
Sikap siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Pada faktor eksternal, guru harus kreatif dalam meningkatkan motivasi siswa. Siswa SMP yang berada di usia antara 12 - 15 tahun. Berdasarkan perkembangan kognitif dari Peaget, usia ini memiliki operasi formal. Akuisisi pada tingkat ini muncul dari ide-ide untuk membandingkan, mendiskusikan dan membuat kesimpulan. Ada perubahan ke fungsi intelektual dari pemikiran konkret untuk  abstrak. Hal ini sangat efektif untuk menggunakan kartu permainan dalam mengajar matematika. Ada diskusi baik antar individu dan antar kelompok, guru harus tetap berdiri di belakang dan membiarkan siswa untuk mengetahui cara mereka sendiri, tapi masih memberikan koreksi jika perlu.
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran selain menggunakan alat bantu mengajar seperti papan dipaku, tangan karet, kartu bermain, siswa lembar kerja simpul kertas,transparansi kertas, benang sipat, tiga bilah kayu bisa digunakan sebagai model dalam matematika, jua disarankan para guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk menghindari bosan siswa dan mengoptimalkan penggunaan alat peraga untuk menjelaskan konsep, ide, definisi atau prosedur tertentu.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENUJU PERGURUAN TINGGI BERTARAF INTERNASIONAL (PTBI)

“Yogyakarta State University on the move toward World Class University”
Disampaikan pada Seminar Tentang Penelitian dan Pendidikan Matematika
Serta Kontribusinya Dalam Upaya Pencapaian WCU (World Class University)
di FMIPA UNY, Sabtu, 5 Desember 2009
Oleh
Dr. Marsigit, MA
Ketua Task Force WCU, UNY
Reviewed by : Cony Devilita ( 09301241022 / Math Education Reguler 2009 at http : //conydevilita.blogspot.com/ )
Yogyakarta State Universityto the World Class University is an attempt by the Yogyakarta State Universityalong with all components and civitas academic organizations to realize the international standard of excellence in the field of Teaching and Education Programs, Research and Publication, as well as the Organisation and Management Education. Realising the Yogyakarta State Universitybe a World Class University who has a work culture systems that meet international standards so as to produce graduates who are qualified and excel in a global world. Planning and implementation of programs to prepare and encourage the accomplishment of UNY as WCU. The process and results can be accounted for (accountability) to stakeholders both locally, nationally and internationally. Continuity (on going activity) to continue and cultivate the process and results achieved. Task Force was formed consisting of various disciplines, committed and experienced in the field of World ClassUniversity development pilot program. The long term goal is to realize the UNY become an international university with under 500 was also ranked universities in the world with aspects of sustained achievement of the following components: 
a. international standard courses are accredited 
b. 
The availability of international-standard curriculum 
c. 
The realization of the learning process that meets international standards 
d. 
Realization of learning outcomes assessment that meets international standards 
e. 
The availability of teaching materials and learning resources that meet international standards 
f. 
The achievement of the competence of educators / teachers that meet international standards 
g. 
Availability of educational staff that is able to support the WCU 
h. 
Availability of facilities and infrastructure that support the WCU 
j. 
The realization of an international standard libraries can support the WCU 
k. 
The achievement of student competencies that meet international standards 
l. 
The realization of research and scientific publications that meet international standards 
m. 
The implementation of community service within the framework of WCU 
n. 
The implementation of international cooperation and exchange to support the WCU 
o. 
Produces a variety of work and superior products that meet international standards. 
WCU UNY toward implementing various programs in 2 years, includes shipping to follow short-course lecturers abroad, to acquire skills in the field of teaching content through Classic and earned the International Certificate for teaching in the International Class. 
In addition it is also very important taken is to build networking with universities and research centers around the world, so what has been generated by community UNY both academic study and research of various fields of science that fostered UNY can be beneficial for the world community. Also has implemented programs for increasing the ability of faculty to develop models and methods of international learning, improving English language skills lecturers and students, including encouraging the achievement of high scores on the TOEFL and IELTS. It also has implemented a variety of international activities both at the faculty level and at university level in the form of the International Seminar on the WCU, the National Workshop on RSBI. No lag, has also conducted English language training for employees and study tours abroad. Continued self-improvement effort, both educational institutions and the quality of its education programs, productivity and quality research of international standard, increasing the quantity and quality of lecturers, (academic qualification and area of ​​expertise), an increase excellence and leadership on all fronts, as well as support facilities in all faculties and supporting units of international standards.

Kamis, 15 September 2011

DEVELOPING MATHEMATICS EDUCATION IN INDONESIA

Presented at The DSME Seminar of Mathematics Education 
Department of Mathematics and Science Education
Faculty of Education, University of Melbourne
May 28, 2004, room 706 at 2:15
By Marsigit
Reviewed by : Cony Devilita ( 09301241022 / Math Education Reguler 2009 at http : //conydevilita.blogspot.com/ )
Saat ini studi tentang matematika dan ilmu pendidikan alam di Indonesia telah mengindikasikan bahwa prestasi anak-anak dalam mata pelajaran matematika dan IPA  masih rendah, seperti ditunjukkan pada ujian akhir nasional, dari tahun ke tahun baik di Sekolah Dasar maupun Menengah bahwa sebagian besar nilai untuk mata pelajaran matematika dan IPA lebih rendah dari lainnya. Penguasaan anak-anak pada Matematika dan konsep IPA dan keterampilan proses masih rendah. Hal Ini mungkin disebabkan:
(a) kekurangan kegiatan laboratorium;
(b) kurangnya guru yang memiliki penguasaan ilmu, keterampilan, pendekatan proses;
(c) isi pada Matematika dan Ilmu kurikulum terlalu ramai;
(d) kurangnya laboratorium peralatan dan laboratorium sumber daya manusia.
Penelitian juga menunjukkan ketidakcocokan di antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi yang dapat diidentifikasi dengan :
(a)Ujian akhir nasional menilai kemampuan kognitif anak-anak saja;
(b) Penggiatan belajar di SMA dimulai pada 3 kelas. Dikatakan bahwa pelaksanaan sistem ini terlambat dan mempertimbangkan perbedaan individu yang tidak tepat,
 (c) UMPTN dianggap memicu guru Sekolah Dasar dan Menengah menerapkan berorientasi tujuan daripada Proses pada pengajaran Matematika dan Sains.
Dalam hal guru Matematika dan IPA di Sekolah, ditemukan bahwa:
(a) kualifikasi mereka perlu ditingkatkan,
(b) banyak dari mereka basicnya bukan dalam Matematika dan IPA,
(b) tidak ada sistem evaluasi (Akademis) untuk guru, sehingga sekali untuk menjadi guru, mereka akan menjadi guru sampai usia pensiun.
Dalam sekolah, sistem pemantauan, dianggap bahwa:
(a) pengawas bertugas mengawasi guru secara administratif saja. Mereka tidak atau jarang memantau proses pengajaran di kelas,
(b)sistem promosi untuk guru tidak mendukung peningkatan kompetensi guru.
Di bidang kurikulum, ditemukan bahwa:
(a) banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam menganalisis isi dari pedoman untuk program pengajaran (GBPP),
(b) sejumlah Matematika dan topik ilmu dianggap sulit bagi guru untuk mengajar;
(c) sejumlah besar anak-anak mempertimbangkan Matematika dan IPA sebagai topik sulit untuk dimengerti,
(e) guru sains menganggap bahwa aspek-aspek matematika dalam IPA harus disederhanakan;
(f) guru menganggap bahwa mereka membutuhkan pedoman untuk melakukan proses pengajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
Di bidang pendekatan pengajaran, ditemukan bahwa:
(a) guru di Dasar dan Menengah Sekolah tidak menguasai "ilmu pendekatan keterampilan proses" untuk mengajar Matematika dan IPA,
(b)sebagian besar guru menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar Matematika dan IPA,
(c) sangat jarang guru menggunakan tangan dan kegiatan kerja praktek,
Di bidang penilaian, ditemukan bahwa kebanyakan guru:
(a) menggunakan tes objektif dalam menilai prestasi anak-anak di Matematika dan IPA;
 (b) jarang menggunakan tes esai dalam menilai anak-anak prestasi dalam Matematika dan IPA
(c) menilai anak-anak pada aspek kognitif saja;
(d) masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keterampilan proses anak-anak;
(e) tidak memiliki sesuai pengetahuan portofolio sebagai metode penilaian.
Dari berbagai kekurangan di atas, perlu diadakan upaya perbaikan pendidikan matematika dan IPA. Kerjasama antara lembaga pendidikan seperti mencari model-model alternatif dalam referensi pengalaman pendidikan dari beberapa negara lain mungkin mendapatkan beberapa manfaat kesempatan untuk:
(a) mendiskusikan dan meningkatkan pelaksanaan kurikulum yang mencakup pengembangan buku teks, bahan ajar, metodologi pengajaran, dan penilaian,
(b) memperkaya pengalaman matematika dan IPA pendidik,
(c) meningkatkan kualitas pengajaran belajar dan mengembangkan laboratorium,
(d) memecahkan masalah matematika dan ilmu pengetahuan alam di sekolah,
(e) merekomendasikan cara-cara untuk meningkatkan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam, dan
(f) memenuhi harapan masyarakat dari apa yang disebut praktik yang baik dari matematika dan IPA
Upaya lain untuk meningkatkan pendidikan matematika dan IPA dapat bervariasi seperti:
(a)melakukan seminar dan lokakarya,
(b) melakukan kegiatan penelitian bersama,
(c) penerbitan dan penyebarluasan hasil bertukar pengalaman dan atau jurnal,
(d) membangun jaringan diantara lembaga atau negara.